Senin, 18 Januari 2016

CCNA 2 Chapter 1 - Switching



Ket.:
-          NA      = Network Address
-          FH       = First Host
-          LH       = Last Host
-          BA      = Broadcast Address
-          SM      = Subnet Mask

Hardware pada jaringan :
1.      Sebuah Router
2.      2 buah Multilayer Switch
3.      9 buah Switch
4.      20 clients

Topologi : Tree

Pada gambar jaringan diatas, router bertindak sebagai Core Layer, multilayer sebagai Distribution Layer dan switch & hosts pada bagian Access Layer.
Core layer untuk bertanggung jawab untuk mengirim sebuah data secara tepat dan andal, tujuannya hanyalah men-switch data secepat mungkin. Core layer dapat memberikan struktur transportasi yang optimal  dan dapat diandalkan dalam meneruskan suatu paket data pada kecepatan yang sangat tinggi.

Core layer memiliki tugas dan fungsinya, seperti
Tugas Core layer:
1)      Melakukan design jaringan dengan kehandalan yang tinggi.
2)      Melakukan design untuk kecepatan dan latency yang rendah.
b)      Fungsi Core layer:
1)      Mengatur traffic data (switching).
2)      Mengatur kapasitas traffic data dan mengirim traffic data ceapt dan handal.

Core layer juga dapat digunakan beberapa device, yaitu:
1)      Mesin core.vad.id,BSD Minded dipadukan dengan cisco catalyst L3.
2)      Router.
3)      Multiplexer.
4)      PBX.

Distribution layer bekerja untuk mengontrol arus lalau lintas jaringan dengan pengawasan dan perencanaan broadcats domain yang dilakukan  oleh fungsi routing antara Vlans diterapkan pada access layer. Distribution layer juga memiliki tugas dan fungsinya:

Tugas Distribution layer:
1)      Routing antar layer  atau antar subnet Vlans di access layer
b)      Fungsi Distribution layer:
1)      Routing (dalam satu autonomous system).
2)      Filtering (dalam satu autonomous system).
3)      Service handling.
4)      Mengendalikan konektivitas/po;icy.
5)      QOS.

Access layer untuk menyediakan sarana untuk menyambungkan perangkat ke jaringan dan mengontrol perangkat yang diizinkan untuk berkomunikasi pada jaringan. Access layer mengendalikan akses pengguna dengan workgroup ke sumber daya internetwork. Fungsi utamanya adalah menjadi sarana bagi suatu titik yang ingin berhubungan dengan jaringan luar. 


Jaringan dibangun dengan memperhitungkan data backup yang didominasi menggunakan kabel UTP. Namun kekurangan kabel UTP adalah kecepatan transfer data yang cukup lambat dibanding kabel lainnya. Untuk mensiasatinya maka pada port UTP menggunakan Gigabit Ethernet yang dapat menunjang kecepatan transfer data lebih cepat dibanding port UTP biasa. Pada jaringan tersebut juga menggunakan cukup banyak kabel untuk menangani jika terjadi putus data/kabel, maka data dapat mengalir lewat jalur/kabel lainnya. Pembagian IP dan Subnet Mask seperti yang ada pada gambar diatas.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Uji Coba Packet Tracer 1

Cara Mengaktifkan Switch Dengan Cisco Packet Tracer 6.2


Langkah pertama, masuk ke Cisco Packet Tracer 6.2 lalu pilih satu buah switch (2950-24) dan sebuah laptop. Hubungkan laptop dan switch menggunakan kabel console (yang berwarna biru), setelah itu hubungkan dengan kabel straight.


Kemudian klik dua kali pada icon laptop lalu masuk ke tampilan desktop. Masuk ke 'Terminal'.


Pada tampilan terminal, ketik perintah enable untuk masuk ke switch. Tanda tanya (?) digunakan untuk menampilkan menu perintah berikutnya.


Masukan perintah configure untuk langkah mengkonfigurasi. Configure terminal digunakan untuk perintah mengkonfigurasi terminal.


Langkah selanjutnya adalah setting hostname (untuk nama host/jaringan). Lalu masukan hostname yang diinginkan.

Selanjutnya setting password. Masukan perintah enable untuk mengaktifkan password.
Muncul dua pilihan 'Password & Secret' disini saya memilih 'Password'.


Masukan password yang diinginkan. Sebagai contoh saya menggunakan kata 'koalasuga' untuk dijadikan password.


Lalu setting interface. Ketik interface vlan 1 untuk perintah selanjutnya.
Setelah itu ketik no shutdown dan exit.


Langkah selanjutnya adalah setting line untuk telnet. Ketik 'line vty 0 4' lalu enter.
Perintah selanjutnya adalah setting password. Masukan password yang diinginkan. Password boleh berbeda dengan setting password yang sebelumnya.


Lalu ketik login untuk mengecek password dan selanjutnya exit.



Setelah konfigurasi selesai, selanjutnya masukan IP untuk laptopnya. Sebagai contoh saya menggunakan 192.168.1.2 untuk IP address laptop. Lalu isi subnet mask. Subnet mask secara otomatis akan mengisi kolomnya sendiri ketika kolom Subnet mask di klik.


Untuk memastikan apakah laptop sudah terhubung dengan switch, masuk ke comand prompt lalu masukan perintah 'ping 192.168.1.1'. Jika ada balasan (reply from....) berarti kedua perangkat telah terkoneksi.

 Lalu ketik 'telnet 192.168.1.1' lalu ada perintah masukan password. Jika berhasil login akan muncul hostname.

Langkah selanjutnya masukan 4 buah komputer dan susun seperti topologi star. Hubungkan keempat komputer dengan switch masing-masing dengan sebuah kabel straight. Lalu pada masing-masing komputer, masuk ke tampilan desktop dan isi IP address masing-masing komputer. IP address tiap-tiap komputer haruslah berbeda seperti gambar dibawah ini.





Untuk mengecek apakah komputer telah terkoneksi dengan switch, lakukan langkah 'ping 192.168.1.1' pada setiap komputer.

Jika semua langkah telah selesai, maka tampilan yang didapatkan akan seperti gambar dibawah ini.


Uji coba packet tracer 1 telah selesai.


Jumat, 02 Oktober 2015

TKJ

Tugas Cisco SMK Bina Rahayu



1.    Cara kerja layer 1 dan layer 2 dalam OSI layer
a.    Layer1
Physical layer merupakan lapisan paling dasar (Layer 1) dalam OSI (Open System Interconnection) Layer. Lapisan ini berkaitan dengan koneksi antar peralatan. Physical layer berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan. Di lapisan ini data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel, transceiver dan konektor yang saling berkaitan.level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel dan radio.
b.    Layer2
Lapisan kedua ini bernama Data-link layer yang berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokan menjadi format yang disebut sebagai frame. Data-link layer menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang terhubung dengan Hardware kemudian diangkut melalui media komunikasinya dengan NIC, mengatur komunikasi Physical layer antara system koneksi dengan penanganan error. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi.

2.    Karakteristik dan sifat-sifat teknologi (beserta kelebihan & kekurangan (No.3) dan jenis-jenisnya (No.4) :

a.    Wireless
·         Menggunakan sebuah media antena dalam mengirim dan menerima sinyal elektromagnetik
·         Rentan intereferensi
·         Umumnya menggunakan 2 GHz – 40 Ghz
·         Point to point, point to multi point, access point
·         Semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka semakin besar potensial
·         Bandwidth dan rate datanya namun semakin pendek jaraknya

·         Kekurangan wireless, antara lain :

1. Kualitas sinyal akan dipengaruhi oleh provokasi udara, artinya kualitas koneksi saat cuaca bagus akan berbeda  dengan kualitas koneksi saat cuaca buruk (jika digunakan diluar gedung) dan akan dipengaruhi oleh batas-batas dinding gedung.
2. Mahal dalam investasi jika dibanding dengan menggunakan kabel.
3. Kemungkinan penyadapan koneksi lebih besar terjadi dibanding menggunakan media kabel.
4. Biaya peralatan mahal
5. Keamanan data rentan
6. Interferensi gelombang radio
7. Delay (kelambatan) yang sangat besar
8. Produk dari produsen yang berbeda kadang-kadang tidak kompatibel. 

·         Kelebihan Wireless, antara lain :

1. Biaya pemeliharaan murah
2. Pembagunan jaringan cepat
3. Mudah dikembangkan
4. Mudah dan murah untuk direlokasi
5. Infrastruktur berdimensi kecil
6. Berbagi sumber file dapat dipindah-pindahkan dengan mudah tanpa menggunakan kabel.
7. Mudah untuk di-setup dan handal sehingga cocok untuk pemakaian di kantor atau di rumah.


·         Jenis-Jenis Wireless
1. Wireless Wide Area Networks (WWAN)
Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel melalui jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah yang sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau juga sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasinya. Teknologi WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM), Cellular Digital Packet Data (CDPD) dan juga Code Division Multiple Access (CDMA). Berbagai usaha sedang dilakukan untuk transisi dari 2G ke teknologi 3G (third generation) yang akan segera menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang global juga. ITU juga secara aktif dalam mempromosikan pembuatan standar global bagi teknologi 3G.

2. Wireless Metropolitan Area Networks (WMAN)
Teknologi WMAN memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi nirkabel antara beberapa lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya, antara gedung yang berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus universitas), dan ini bisa dicapai tanpa biaya fiber optic atau kabel tembaga yang terkadang sangat mahal. Sebagai tambahan, WMAN dapat bertindak sebagai backup bagi jaringan yang berbasis kabel dan dia akan aktif ketika jaringan yang berbasis kabel tadi mengalami gangguan. WMAN menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared untuk mentransmisikan data. Jaringan akses nirkabel broadband, yang memberikan pengguna dengan akses berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak diminati saat ini. Meskipun ada beberapa teknologi yang berbeda, seperti multichannel multipoint distribution service (MMDS) dan local multipoint distribution services (LMDS) digunakan saat ini, tetapi kelompok kerja IEEE 802.16 untuk standar akses nirkabel broadband masih terus membuat spesifikasi bagi teknologi-teknologi tersebut.

3. Wireless Local Area Networks (WLAN)
Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik, seperti bandara atau kafe). WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung. WLAN dapat dioperasikan dengan dua cara. Dalam infrastruktur WLAN, stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem) terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara stasiun-stasiun dan network backbone yang ada saat itu. Dalam lingkungan WLAN yang sifatnya peer-to-peer (ad hoc), beberapa pengguna dalam area yang terbatas, seperti ruang rapat, dapat membentuk suatu jaringan sementara tanpa menggunakan access point, jika mereka tidak memerlukan akses ke sumber daya jaringan.
Pada tahun 1997, IEEE meng-approve standar 802.11 untuk WLAN, yang mana menspesifikasikan suatu data transfer rate 1 sampai 2 megabits per second (Mbps). Di bawah 802.11b, yang mana menjadi standar baru yang dominan saat ini, data ditransfer pada kecepatan maksimum 11 Mbps melalui frekuensi 2.4 gigahertz (GHz). Standar yang lebih baru lainnya adalah 802.11a, yang mana menspesifikasikan data transfer pada kecepatan maksimum 54 Mbps melalui frekuensi 5 GHz.

4. Wireless Personal Area Networks (WPAN)
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini, dua teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya infra merah. Bluetooth merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang radio untuk mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet. Data Bluetooth dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas. Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh suatu badan yang bernama Bluetooth Special Interest Group (SIG), yang mana mempublikasikan spesifikasi Bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya, untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user bisa menggunakan cahaya infra merah.

b.    Kabel Tembaga
Kabel tembaga adalah kabel dengan penghantar tembaga dan biasanya dipakai dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol, sehingga biasanya disebut kabel instalasi.
  Ciri-ciri kabel tembaga berdasar bahan penghantarnya :
1)    Bentuknya padat dan berurat banyak
2)    Bahan dari alumunium murni dan campuran
3)    Ciri-ciri kabel tembaga fungsi dan susunan isolasinya:
4)    Untuk keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat elektronika,panel tenaga dan distribusi
5)    Menggunakan isolasi pvc dan xlpe

·         Kelebihan dari kabel ini antara lain adalah harganya murah, instalasinya mudah, mudah didapat, dan fleksibel, menggunakan satu medium untuk semua.

·         Kelemahan Kabel Tembaga adalah rentan terhadap gangguan frekuensi listrik dan radio, tidak dapat mentransmisikan sinyal cahaya, dan kapasitas bandwithnya yang kecil.

·         Jenis-jenis kabel tembaga
Kabel tembaga terbagi atas UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Perbedaan dari keduanya adalah adanya pelindung dan tidak adanya pelindung pada bagian inti konduktornya. Kabel UTP terdiri dari 4 pasang kabel dengan jalinan yang berbeda-beda tiap incinya. Semakin rapat jalinan tersebut, tingkat transimisi dan harganya semakin tinggi. Kabel UTP ini menggunakan konektor RJ-45 yang biasa digunakan untuk EthernetISDN, atau sambungan telepon. Dengan kabel UTP, kita dapat mengirimkan data lebih banyak dibandingkan LAN.
Sedangkan, kabel STP terdiri dari sepasang kabel yang dilindungi oleh timah, dan masing-masing kabel tersebut dibungkus oleh pelindung.

c.    Fiber Optik
Karakter utama dari kabel fiber optik adalah bagian intinya terbuat dari serat kaca dengan beberapa lapisan yang masing-masing lapisan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Selain inti, karakteristik fiber optik adalah terdapat insulator atau coating dengan berbagai macam warna dalam satu kabel. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah komponen yang membentuk karakteristik kabel fiber optik atau serat optik:
1)    Inti
Tergantung dari jenisnya, inti serat kaca pada kabel fiber optik memiliki diameter antara 2 μm – 50 μm. Semakin besar diameter inti atau core pada fiber optik, maka semakin baik pula kemampuan dan kualitas dari fiber optik.
2)    Jaket atau cladding
Lapisan yang melindungi inti disebut dengan jaket atau cladding yang terbuat dari kaca. Diameter jaket ini berkisar antara 5 μm – 250 μm yang berfungsi sebagai pelindung inti sekaligus memancarkan cahaya dari luar kepada inti.
3)    Mantel
Setelah cladding, lapisan selanjutnya adalah mantel atau coating yang tidak terbuat dari kaca melainkan terbuat dari plastik. Fungsi mantel adalah untuk melindungi kabel dari luar seperti lengkungan kabel atau kelembaban udara agar kabel tidak rusak. Untuk mempermudah penyusunan urutan core, diberikan warna yang berbeda-beda pada setiap mantel.
4)    Strength member dan outer jacket
Lapisan terluar dari fiber optik ini merupakan lapisan pelindung pertama yang melindungi agar tidak terjadi kerusakan pada inti dari sebuah kabel fiber.

·         Keuntungan Serat Optik
·         Band width lebar
·         Redaman kecil
·         Kebal terhadap induksi
·         Keamanan rahasia informasi lebih baik
·         Aman dari bahaya listrik
·         Penambahan kanal / kapasitas terpasang lebih mudah
·         Tidak ada cakap silang (Crosstalk)
·         Tidak berkarat
·         Lebih ekonomis
·         Tanah temperatur tinggi
·         Konsumsi daya rendah
·         Kerugian Serat Optik
·         Tidak menyalurkan energi listrik
·         Pada sistem repeater, transmistter & receiver perlu pengubahan energi listrik ke optik dan sebaliknya
·         Perangkat sambung relatif lebih sulit, karena terbuat dari gelas silica, memerlukan penangganan yang lebih hati-hati
·         Perangkat terminasi lebih mahal
·         Perbaikan lebih sulit
Komunikasi fiber optik telah memberikan dampak yang besar terhadap berbagai segi pengiriman data informasi, mulai dari lingkup ‘local area networks’(LAN) sampai telekomunikasi antar benua. Fiber optik adalah suatu media transmisi yang pemakaiannya sedang berkembang pesat. Hal ini karena media fiber optik memiliki keunggulan yang signifikan dibanding media transmisi kawat konvensional.

·         Jenis jenis Fiber Optik:
1.      Step index multimode
Indeks bias core konstan Ukuran Core besar (50 mikro meter) dan dilapisi cladding yang sangat tipisPenyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar Terjadi dispresi.  Hanya digunakan untuk jarak pendek dan tranmisi data bit rate rendah.
2.       Graded index multimode
Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat Dispresi minimum Hanya lebih mahal dari serat optik SI karena proses pembuatannya lebih sulit.
3.       Step index singlemode
Serat Optik SI monomode memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan ukuran claddingnya.  Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat opticDigunakan untuk tranmisi data dengan bit rate tinggi.

5.    Jenis-jenis konektor Fiber Optik
Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor. conektor fiber optik biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
  1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
  2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
  3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
  4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
  5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
  6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.

6. Jenis-jenis standar wireless WiFi IEEE 802.11

ü  WiFi 802.11a
IEEE 802.11a adalah sebuah teknologi jaringan nirkabel yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari standar IEEE 802.11 yang asli, namun bekerja pada bandwidth 5.8 GHz dengan kecepatan maksimum hingga 54 Mb/s. Metode transmisi yang digunakan adalah Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), yang mengizinkan pentransmisian data secara paralel di dalam sub-frekuensi. Penggunaan OFDM memiliki keunggulan resistansi terhadap interferensi dengan gelombang lain, dan tentunya peningkatan throughput. Standar ini selesai diratifikasi pada tahun 1999.
ü  WiFi 802.11b
IEEE 802.11b merupakan pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan hingga 5.5 Mb/s atau 11 Mb/s tapi tetap menggunakan frekuensi 2.45 GHz. Dikenal juga dengan IEEE 802.11 HR. Pada prakteknya, kecepatan maksimum yang dapat diraih oleh standar IEEE 802.11b mencapai 5.9 Mb/s pada protokol TCP, dan 7.1 Mb/s pada protokol UDP. Metode transmisi yang digunakannya adalah DSSS.
ü  WiFi 802.11g
IEEE 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM. 802.11g yang dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mb/s pada pita frekuensi 2,45 GHz, sama seperti halnya IEEE 802.11 biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya.
ü  WiFi 802.11n
802.11n merupakan perubahan terbaru yang mengembangkan 802.11 sebelumnya dengan menambahkan MIMO (multiple input multiple output) dan beberapa fitur lainnya. IEEE telah menyetujui dan telah di luncurkan dan d publikasikan pada oktober 2009. Dengan munculnya 802.11n telah disetejui pula oleh para produsen perangkat yang mendukung teknologi ini. 802.11n bekerja pada dua tipe frekuensi, yaitu 2.4 dan 5 GHz. Jika dibandingkan dengan versi sebelumnya yaitu 802.11g, yang memiliki raw data rate sebesar 54Mbit/s maka ada kenaikan yang sangat significant pada 802.11n. 802.11n dapat menembus raw data rate hingga 600 Mbit/s dengan lebar channel 40 MHz.
ü  WiFi 802.11ac
Wireless IEEE 802.11ac adalah standar nirkabel 802.11 yang saat ini sedang dikembangkan yang akan memberikan throughput yang sangat tinggi pada Wireless Local Area Network (WLAN) dengan frekuensi operasi di bawah 6 GHz (lazim dikenal sebagai band 5 GHz). Secara teoritis, spesifikasi ini akan memungkinkan throughput multi-stasiun WLAN setidaknya 1 Gbps dan throughput link maksimum tunggal minimal 500 Mbps. Hal ini dilakukan dengan memperluas konsep interface udara yang dianut oleh 802.11n, bandwidth RF lebih lebar (sampai 160 MHz), lebih banyak spasial MIMO stream (hingga 8), MIMO multi-user, dan high-density modulation (hingga 256 QAM) .
Pada tanggal 20 Januari 2011, Spesifikasi Perdana Teknis Draft 0.1 telah dikonfirmasi oleh IEEE 802.11 TGac. Standar penyelesaian diharapkan dalam akhir tahun 2012, dengan persetujuan akhir 802.11 Working Group pada tahun 2013-an. Menurut penelitian, perangkat dengan spesifikasi 802.11ac diharapkan menjadi umum pada tahun 2015 dengan diperkirakan sebaran 1 miliar diseluruh dunia. Pada bulan April 2011, belum ada perangkat konsumen yang menerapkan spesifikasi draft. Diharapkan teknologi selesai dan siap digunakan pada bulan Desember 2012.
Secara teknis, dengan susunan 3x3 dari antena 802.11ac tersebut dengan menggunakan saluran 80MHz di dalam ruang bebas interferensi, seharusnya mampu mengirimkan data lebih dari 1 Gbits/s. Jumlah itu 3x lipat dibanding 802.11n yang mengirimkan sekitar 300Mbits/s dalam kondisi yang sama. Dan jika menggunakan saluran 160 MHz, antena ini bisa mendorong hingga 1,2Gbits/s atau sedikit lebih tinggi.

7. Kelebihan Wimax dibanding wireless WiFi 802.11
Sebenarnya perfomansi WiMAX hampir sama dengan WiFi yaitu, keduanya menggunakan “hotspot” atau lingkungan sekitar antenna dimana kita dapat mengakses informasi dengan PDA, Laptop atau gadget lainnya. Perbedaannya adalah pada segi jangkauan radiusnya.
Teknologi Wi-Fi memiliki jangkauan yang terbatas, paling jauh sekira 100 meter saja. Bandingkan dengan WiMAX memiliki radius jangkauan sekira 7 sampai dengan 10 km. Tidak salah kalau WiMAX diproyeksikan sebagai teknologi jaringan tanpa kabel untuk daerah perkotaan. Dengan WiMAX kemana pun kita pergi di dalam kota, akses internet dapat dilakukan tanpa biaya yang terlalu mahal. Untuk mencari informasi tidak perlu pergi ke kantor ataupun warung internet, cukup duduk di mobil sambil menunggu lalu lintas yang macet, kemudian membuka notebook. Sedangkan untuk Wi-Fi begitu keluar dari area hotspot, koneksi data langsung mati.
WiMAX memiliki kemampuan menghantarkan data sampai dengan kecepatan 75 megabit perdetik (Mbps), sedangkan Wi-Fi hanya 11 Mbps. Keunggulan lainnya adalah WiMAX bermain pada frekuensi yang cukup rendah dan lebar, yaitu 2 – 6 gigahertz (GHz). Sedangkan Wi-Fi yang diatur dalam protokol 802.11b di 2,4 GHz dan protokol 802.11a di 5 GHz.
Teknologi WiMax diimplementasikan sesuai standar IEEE 802.16, dimana standar ini merupakan pengembangan dari IEEE 802.11 yang merupakan acuan standarisasi WiFi. Jadi dapat dikatakan bahwa teknologi WiMax merupakan pengembangan dari teknologi WiFi.

8. Apa yang dimaksud Half Duplex dan Full Duplex berserta perbedaannya

a.    Half Duplex( Komunikasi Dua Arah Secara Bergantian )
Dalam Komunikasi  semi dua arah. Half Duplex pengirim dan penerima informasi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan.
Example : Handie Talkie , Fax , Dan Chat Room
b.    Full Duplex ( Komunikasi Dua Arah Secara Bersamaan )
Dalam komunikasi dua arah ( Duplex ) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama.
Perbedaannya berada

9.    Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis topologi LAN
> Bus
Topologi bus terdiri daripada beberapa komputer yang disambungkan kepada satu kabel utama dengan menggunakan terminator. Kabel yang digunakan adalah kabel sepaksi, (coaxial kabel 50 ohm) dan penyambung RG58. Jarak maksimum kabel adalah 185 meter.
·         Kebaikan Topologi Bus
¾    Senang untuk menambah atau mengurangkan komputer dan nod tanpa mengganggu operasi yang telah dijalankan.
¾    Kurang kabel dan jarak LAN tidak terbatas.
¾    Murah.
¾    Sesuai untuk rangkaian yang kecil.
·         Kelemahan Topologi Bus
¾    Jika kabel tulang belakang (Backbone) atau mana-mana nodnya bermasalah rangkaian tidak dapat berfungsi.
¾    Memerlukan terminator untuk kedua-dua hujung kabel tulang belakang .Sukar mengesan kerosakan.
¾    Perlu pengulang (repeater) jika jarak LAN jauh.
¾    Perisian tambahan diperlukan untuk mengelakkan perlanggaran (collision) data.
>Star
Topologi start menyambungkan setiap node (komputer dan peralatan lain) ke hub atau switch. Data yang dihantar dalam topologi bintang akan melalui hub atau switch sebelum ke destinasinya. Hub juga berfungsi mengawal dan menyelia penghantaran data dalam rangkaian. Kabel yang digunakan adalah kabel pasangan terpiuh (unshielded twisted pair) atau fiber optic.
·         Kebaikan Topologi Bintang
¾    Mudah untuk menyambungkan kabel rangkaian.
¾    Mudah mengenal pasti masalah.
¾    Tiada gangguan pada sistem rangkaian apabila menyambung atau membuang peralatan dalam rangkaian.
·         Kelemahan Topologi Bintang
¾    Memerlukan kabel yang panjang (setiap node satu kabel)
¾    Sekiranya hub gagal fungsi keseluruhan rangkaian tidak dapat beroperasi
¾    Kos pemasangan yang lebih berbanding topologi bus.
>Mesh
Pada topologi mesh tiap komputer terhubung langsung dengan komputer lain (peer to peer).Setiap komputer mempunyai jalur sendiri-sendiri dengan komputer lain, sehigga tidak akan terjadi collision domain.
·         Kelemahan topologi mesh
¾    Penggunaan ethernet dan kabel yang banyak sehingga dibutuhkan dana yang besar.
Kelebihan topologi mesh
·         Keuntungan topologi Mesh
¾    Apabila ada salah satu jalur pada komputer putus, komputer masih dapat berhubungan dengan jalur yang lain.
> Ring
Topologi ring menghubungkan komputer dalam satu bentuk lingkaran kabel. Sinyal yang dikirim akan berkeliling dalam satu arah dan melalui tiap komputer. Tiap komputer dalam topologi ring ini akan berfungsi juga sebagai repeater (penguat sinyal) dan mengirimkan sinyal ke komputer di sebelahnya. Karena tiap sinyal melalui tiap komputer, maka jika satu komputer mengalami masalah dapat berpengaruh ke seluruh jaringan.
·         Kelebihan topologi ring yaitu mampu mengirit kabel
·         Kekurangan topologi ring yaitu jika putus satu maka yang lain akan terputus
> Tree